sudah lama tak melihat catatan usang ini, ternyata sudah ditumbuhi banyak ilalang,
hampir 1 tahun ternyata tidak terjamah,
sebelum tambah usang mencoba kembali menulis. akan kusapu ialalng dan kutanami bunga.
biar ketika saya tinggal lama sekalipun akan tetap wangi..
Kriiingg, bunyi handphone berdering membangunkan Kevin dari tidurnya. Dengan mata masih terpejam, Kevin mengangkatnya. Suara wanita lembut dan manis terdengar dari handphone.
''sayang bangun dong, sholat subuh dulu.
''iya sayang makasih ya,'' jawab Kevin dengan suara yang masih
serak.
Kemudian Kevin bergegas ke kamar mandi untuk cuci muka, wudhu
kemudian segera sholat subuh.
Ritual semacam ini memang berlangsung setiap hari. Reva, pacar Kevin
yang sedang kuliah di Bandung memang sangat perhatian. Kevin sendiri kuliah di
salah satu Universitas Negeri di kota Solo. Jarak memang memisahkan mereka
sekitar dua tahun lalu. Walaupun dipisahkan oleh jarak, mereka berdua
memutuskan untuk tetap komitmen terhadap hubungan mereka. Bagi mereka jarak bukan
halangan untuk menjalin sebuah hubungan. Perhatian dan kasih sayang tetap bisa
ditunjukkan walau hanya lewat sms atau telepon.
Karena kesibukan masing-masing, mereka berdua juga jarang untuk
bertemu. Dalam setiap bulan mereka hanya bisa bertemu 1-2 kali. Namun, semua
itu tidak mengganggu hubungan mereka selama 3 tahun ini. Walaupun banyak
halangan, dari hari ke hari hubungan mereka malah semakin mesra. Karena bagi
mereka kunci sebuah hubungan adalah setia dan saling percaya. Oleh karena itu
mereka sangat menikmati hubungan jarak jauh ini.
Reva berpacaran dengan Kevin sejak mereka berdua masih duduk di
bangku Sma. Setelah lulus Sma, Reva memutuskan untuk meninggalkan kota Solo.
Dia diterima di salah satu Universitas di Bandung. Reva tinggal di sebuah kontrakan
bersama sahabatnya, Devi. Devi merupakan mahasiswi yang berasal dari Bali. Reva
sangat dekat dengan Devi, mereka berdua sering curhat tentang banyak hal. Mulai
dari keluarga, pacar, masalah kuliah dan banyak hal. Hampir setiap hari mereka
selalu berdua kemana-mana.
Suatu hari Reva bertanya sesuatu kepada Devi.
''Beb, kado apa ya yang cocok buat cowok?
''Ya kasih aja yang dia suka dan bisa dipakai setiap saat, misalnya
kaos atau jaket,'' jawab Devi.
Yaudah aku mau kasih jaket aja, kayaknya juga cocok untuk musim
hujan kayak gini.
Dua hari kemudian pak pos membawa sebuah bungkusan ke rumah Kevin.
''Benar ini rumahnya saudara Kevin?,''tanya pak pos.
''iya pak benar ada apa ya?
''ini mas, ada kiriman dari Reva di Bandung.
''oh iya pak terima kasih,
Setelah pak pos pergi Kevin segera membuka kiriman itu karena
penasaran. Sebuah jaket berwarna merah
dengan sebuah kartu ucapan yang berbunyi, Happy birthday sayang..
Dipake ya biar inget aku terus..
Bahagia dan terharu, itulah perasaan Kevin saat itu walaupun jauh
Reva masih sempat memberikan kado di ulang tahunya.
Kevin segera menelpon Reva pujaan hatinya. Bersambung. . .
''Minggu kemarin Reva telah meninggalkan kita semua. Tolong nak
Kevin mengikhlaskanya ya.
apaaa???,'' jawab Kevin bak kesambar petir di siang bolong.
Tidak sepatah katapun yang terucap di mulut Kevin, handphone yang
dia pegang pun terjatuh. Perasaan sedih yang luar biasa pada saat itu, tubuh
Kevin langsung lemas seakan tak ada tenaga. Air matapin mulai membasahi
pipinya.
''Kenapa Tuhan, kenapa ini terjadi pada Reva!
Aku cinta mati kepada Reva, kenapa kau mengambilnya, kenapa?
Engkau tidak adil Tuhan! Kenapa harus Reva, kenapa tidak orang lain?
Kevin masih tidak percaya apa yang telah terjadi. Dia masih tidak
terima atas apa yang menimpa terhadap Reva.
Setelah seminggu keadaan Kevin sudah mulai membaik, dia sudah mulai
menerima dan ikhlas atas kepergian Reva. Namun tidak bisa dipungkiri, perasaan
sedih masih menggelayutinya.
Datang seorang lelaki berumur belasan tahun ke rumah Kevin, Didi
rupanya yang datang.
''Eh didi, ada apa? masuk dulu sini.
''gak usah kak cuma bentar kok, sebelumnya maaf tidak sempat memberi
tahu tentang kak Reva.
''yaudah gak papa, semua sudah terjadi gak ada yang perlu disesali.
''aku cuma mau ngasih ini kak.
Didi memberikan sebuah buku semacam diary.
''apa ini dek?
''itu diary milik kak Reva, sebelum meninggal dia berpesan untuk
memberikan diary ini kepada kak Kevin. Tolong nanti buka halaman terakhir.
''Iya dek makasih ya,
''sama-sama kak, aku langsung pamit ya.
Setelah itu, Kevin membawa diary milik Reva ke kamarnya. Dibolak
balik dari halaman awal, berjajar tulisan yang rapi berisi tentang kehidupan
Reva. sampailah Kevin pada halaman terakhir yang disebutkan Didi tadi. Di
halaman itu terdapat sebuah tulisan yang lumayan panjang. Setiap membaca kata
demi kata Kevin meneteskan air mata dan tak mampu berkata apapun. Sebuah
tulisan terkahir dari Reva untuk kekasihnya :
Sayang,
ketika kamu baca tulisan
ini mungkin aku sudah tidak ada di dunia. Maaf tidak pernah memberitahu tentang
hal ini, karena aku tidak ingin membuat kamu khawatir. Sebenarnya aku sudah
lama mempunyai penyakit parah. Aku punya penyakit kanker otak, itu alasan
kenapa aku sering mengeluh sakit. Semakin hari penyakit itu semakin parah dan
menggerogoti otaku. Dan pada akhirnya dokter memvonis kalau hidupku tidak lama
lagi. Sedih, terpukul pada saat itu, karena sebentar lagi aku bakal
meninggalkan orang-orang yang sangat aku sayangi. Papa, mamah, Didi, Kamu, Devi
dan teman-teman yang lainnya. Namun, itu adalah kenyataan yang harus aku
jalani. Mungkin Tuhan lebih sayang
padaku, sehingga memanggilku lebih cepat.
Sayang,
Terima kasih sudah menjadi
bagian hidupku, terima kasih sudah membuat hidupku menjadi lebih berwarna.
Memilikimu adalah takdir, bersamamu adalah kebahagiaan dan mencintaimu adalah
anugrah terindah.
Kamu adalah pria terhebat
yang pernah aku temui.
Sayang,
Inget gak waktu aku suruh
kamu datang ke Bandung,itu mungkin permintaan aku terakhir kali.
karena aku lama sekali
pengen ke kebun teh bersamamu, di sisa umurku aku ingin sekali bisa kesana.
dan kemarin akhirnya kamu
memenuhinya.
dan kenapa pelukan di kebun
teh itu aku minta cukup lama, karena 3 menit itu menjadi pelukan terkahir
untukku.
Sayang,
Mungkin di dunia kita belum
jodoh, tapi aku yakin suatu saat nanti kita akan bertemu di alam sana nanti. Alam
yang lebih indah dari dunia. Alam yang akan menjadi tempat untuk kita berdua
selamanya.
Semoga kamu dapat pengganti
yang lebih cantik, lebih baik dan lebih segalanya dariku.
Yang bisa menerima kamu apa
adanya.
Karena aku ingin melihatmu
bahagia.
Sayang,
Terima kasih sudah
bersamaku selama 3 tahun ini. Terima kasih untuk kasih sayang yang kau berikan.
Terima kasih udah menjadi terang dalam gelapku.Maafkan aku jika sering cerewet,
jutek, itu semua karena aku sayang sama kamu.
Yaudah sayang, jaga diri
kamu baik-baik ya.
Salam buat semua keluarga
dan teman-teman.
Aku cinta kamu Kevin!!
With Love
Reva
Tampak raut muka bahagia tergambar jelas di wajah mereka saat itu.
Namun, suasana sedikit berubah ketika Reva berbicara sesuatu kepada
Kevin.
''Sayang, indah banget ya suasananya, apalagi ada kamu disamping
aku.
''iya sayang, makasih ya udah membawaku ke tempat seperti ini.
''iya sayang, tapi apa bisa ya aku merasakan suasana kayak gini
lagi. Atau mungkin ini yang terakhir.
''Husss, apaan sih, gak boleh bilang gitu,''sahut Kevin.
''ya kan semuanya kita gak tau yang .
''Iya, tapi gak boleh ngomong kayak gitu.
Mereka berdua bercerita banyak hal dan pengalaman di kota
masing-masing. Obrolan mereka juga diselingi dengan canda dan tawa. Sungguh
suasana yang sangat romantis.
Namun, tiba-tiba Reva meminta sesuatu kepada Kevin.
''emm, sayang aku boleh minta sesuatu gak?
''anything sayang, sebutin aja.''
''Peluk aku 3 menit aja,
''Ih apaan sih, yaudah sini aku peluk.
Saat mereka berpelukan, tidak diduga Reva meneteskan air mata.
''Loh, kenapa menangis yang?
''Gak papa kok, terharu aja bisa ketemu kamu. Kangen banget sih
''uuuh, so sweet yaudah sini
aku peluk tambah erat.
Langit tampak mendung saat itu, mereka berdua memutuskan untuk
pulang ke kontrakan. Setelah sampai rumah, mereka berdua langsung tidur.
Esok harinya Kevin akan balik ke Solo, karena ada urusan yang harus
dikerjakan. Reva mengantarkan kekasihnya ke stasiun. Sekaligus mengucapkan
selamat jalan kepada Kevin.
''Hati-hati ya yank. Kapan-kapan gantian aku yang pulang ke Solo
''iya sayang, aku tunggu lho.
'' I love u.
Kevin segera masuk dan mencari tempat duduk. Mereka berdua berpisah
seiring jalanya roda kereta menuju Solo.
Setelah seminggu pulang dari Bandung, Kevin seakan lost contact
dengan Reva. Di telepon gak diangkat, di sms gak pernah dibales. Perasaan marah
dan kecewa meliputi Kevin saat itu. Kevin sudah mencari kabar dari keluarga dan
teman-temanya, tapi juga tidak ada balasan.
Tiba-tiba Kevin mendapat telepon dari nomor asing.
''iya halo, ini siapa?
''emm, ini saya mamahnya Reva nak.
''Oh tante Ira, iya tante ada apa ya kok tumben?
''gini nak, ini soal Reva,maaf baru bisa menghubungi sekarang''
jawab tante Ira sambil menangis.
''kenapa tante menangis, ada apa dengan reva tante? Jawab!! Bersambung
. . .
''Halo sayang, makasih banget ya. Jaketnya bagus banget.
''Sama-sama sayang itu kado dari aku, maaf ya belum bisa pulang dan
ketemu.
''ah gak papa sayang, asal kamu inget aku ulang tahun aja aku udah
seneng banget. Aku sayang kamu Reva.
''Aku juga sayang banget sama kamu,'' balas Reva.
Obrolan lewat telepon itu berlangsung lama dan sangat bermakna.
Beberapa bulan kemudian Kevin merasa ada yang aneh dengan Reva. Dia
seperti kurang semangat dan sering mengeluh sakit. Setiap Kevin tanya, Reva
selalu bilang tidak ada apa-apa. Reva hanya bilang capek dan pusing karena
tugas kuliah yang menumpuk. Kevin juga sudah
bertanya kepada Devi dan Didi adik kandung Reva. Namun, mereka berdua
juga bilang tidak ada apa-apa. Kevin menjadi lebih tenang karena mereka bilang
Reva baik-baik saja.
Suatu hari Kevin mendapat telepon dari Devi,
''Vin, Reva sering mengeluh pusing, bahkan kemarin dia pingsan.
''ah, serius dev. Aduh aku jadi khawatir nih..
''kamu tenang aja vin, kemarin udah aku bawa ke rumah sakit kok. Ini
udah baikan dia.
''yaudah, makasih ya dev, tolong jagain Reva, soalnya aku gak ingin
dia kenapa-kenapa.
''siap bos, itu udah jadi tugasku.
Setelah mendapat kabar itu Kevin langsung memarahi Reva, soalnya
Reva tidak pernah bilang kalau dia sakit dan pernah jatuh. Setelah dijelaskan
Kevin mengerti, Reva tidak ingin membuat Kevin khawatir. Tapi Kevin meminta
apapun yang terjadi, Reva harus memberitahunya.
Dua minggu kemudian Kevin agak terkejut, karena Reva tiba-tiba
menyuruh Kevin untuk menemuinya di Bandung. Sedikit heran, namun Kevin tetap
berfikir positif.
''Ah, mungkin Reva kangen, udah lama gak ketemu juga.''
Sabtu malam, Kevin berangkat menuju Bandung dengan kereta. Kevin
sudah tidak sabar untuk segera sampai dan bertemu dengan pujaan hatinya.
Kemudian dia terlelap tidur ditemani dengan suara gesekan roda kereta dengan
rel.
Esok paginya sampai juga Kevin di Bandung, di depan stasiun Kevin
sudah dijemput oleh kekasihnya.
''Halo sayangg, apa kabar? Kangen banget ni,'' ujar Reva
''iya aku juga kangen banget sama kamu,'' jawabnya sambil memeluk
erat tubuh Reva.
''Ada apa nih yang, tumben dadakan suruh ke Bandung?
''ntar aja di kontrakan aku ceritain,pokoknya surprise.
Setelah sampai di kontrakan, mereka berdua ngobrol panjang lebar.
Maklum sepasang kekasih yang dipisahkan jarak, sekali ketemu langsung melepas
rindu. Kemudian mereka berbicara tentang inti kenapa Kevin disuruh ke Bandung.
''Gini, aku pengen ngajak kamu ke puncak yang. Udah lama aku pengen
ngajakin kamu kesana.
''wah, menarik sekali itu. Yaudah besok pagi ya. Sekarang aku
istirahat dulu.
''ok sayang.
Pagi harinya Kevin mengarahkan mobilnya ke puncak. Setelah beberapa
jam mereka berdua sampai juga di kawasan puncak. Udara yang begitu dingin dan
sejuk menambah romantis suasana. Reva mengajak Kevin ke sebuah kebun teh.
Kemudian mereka berdua sampai di sebuah kebun teh yang sangat luas dan hijau. Bersambung
. . .
Langganan:
Postingan (Atom)