Senin, 14 Januari 2013

Peluk Aku 3 Menit (part 4)

''Minggu kemarin Reva telah meninggalkan kita semua. Tolong nak Kevin mengikhlaskanya ya.
apaaa???,'' jawab Kevin bak kesambar petir di siang bolong.
Tidak sepatah katapun yang terucap di mulut Kevin, handphone yang dia pegang pun terjatuh. Perasaan sedih yang luar biasa pada saat itu, tubuh Kevin langsung lemas seakan tak ada tenaga. Air matapin mulai membasahi pipinya.
''Kenapa Tuhan, kenapa ini terjadi pada Reva!
Aku cinta mati kepada Reva, kenapa kau mengambilnya, kenapa?
Engkau tidak adil Tuhan! Kenapa harus Reva, kenapa tidak orang lain?
Kevin masih tidak percaya apa yang telah terjadi. Dia masih tidak terima atas apa yang menimpa terhadap Reva.
Setelah seminggu keadaan Kevin sudah mulai membaik, dia sudah mulai menerima dan ikhlas atas kepergian Reva. Namun tidak bisa dipungkiri, perasaan sedih masih menggelayutinya.
Datang seorang lelaki berumur belasan tahun ke rumah Kevin, Didi rupanya yang datang.
''Eh didi, ada apa? masuk dulu sini.
''gak usah kak cuma bentar kok, sebelumnya maaf tidak sempat memberi tahu tentang kak Reva.
''yaudah gak papa, semua sudah terjadi gak ada yang perlu disesali.
''aku cuma mau ngasih ini kak.
Didi memberikan sebuah buku semacam diary.
''apa ini dek?
''itu diary milik kak Reva, sebelum meninggal dia berpesan untuk memberikan diary ini kepada kak Kevin. Tolong nanti buka halaman terakhir.
''Iya dek makasih ya,
''sama-sama kak, aku langsung pamit ya.
Setelah itu, Kevin membawa diary milik Reva ke kamarnya. Dibolak balik dari halaman awal, berjajar tulisan yang rapi berisi tentang kehidupan Reva. sampailah Kevin pada halaman terakhir yang disebutkan Didi tadi. Di halaman itu terdapat sebuah tulisan yang lumayan panjang. Setiap membaca kata demi kata Kevin meneteskan air mata dan tak mampu berkata apapun. Sebuah tulisan terkahir dari Reva untuk kekasihnya :
Sayang,
ketika kamu baca tulisan ini mungkin aku sudah tidak ada di dunia. Maaf tidak pernah memberitahu tentang hal ini, karena aku tidak ingin membuat kamu khawatir. Sebenarnya aku sudah lama mempunyai penyakit parah. Aku punya penyakit kanker otak, itu alasan kenapa aku sering mengeluh sakit. Semakin hari penyakit itu semakin parah dan menggerogoti otaku. Dan pada akhirnya dokter memvonis kalau hidupku tidak lama lagi. Sedih, terpukul pada saat itu, karena sebentar lagi aku bakal meninggalkan orang-orang yang sangat aku sayangi. Papa, mamah, Didi, Kamu, Devi dan teman-teman yang lainnya. Namun, itu adalah kenyataan yang harus aku jalani. Mungkin Tuhan lebih sayang  padaku, sehingga memanggilku lebih cepat.
Sayang,
Terima kasih sudah menjadi bagian hidupku, terima kasih sudah membuat hidupku menjadi lebih berwarna. Memilikimu adalah takdir, bersamamu adalah kebahagiaan dan mencintaimu adalah anugrah terindah.
Kamu adalah pria terhebat yang pernah aku temui.
Sayang,
Inget gak waktu aku suruh kamu datang ke Bandung,itu mungkin permintaan aku terakhir kali.
karena aku lama sekali pengen ke kebun teh bersamamu, di sisa umurku aku ingin sekali bisa kesana.
dan kemarin akhirnya kamu memenuhinya.
dan kenapa pelukan di kebun teh itu aku minta cukup lama, karena 3 menit itu menjadi pelukan terkahir untukku.
Sayang,
Mungkin di dunia kita belum jodoh, tapi aku yakin suatu saat nanti kita akan bertemu di alam sana nanti. Alam yang lebih indah dari dunia. Alam yang akan menjadi tempat untuk kita berdua selamanya.
Semoga kamu dapat pengganti yang lebih cantik, lebih baik dan lebih segalanya dariku.
Yang bisa menerima kamu apa adanya.
Karena aku ingin melihatmu bahagia.
Sayang,
Terima kasih sudah bersamaku selama 3 tahun ini. Terima kasih untuk kasih sayang yang kau berikan. Terima kasih udah menjadi terang dalam gelapku.Maafkan aku jika sering cerewet, jutek, itu semua karena aku sayang sama kamu.
Yaudah sayang, jaga diri kamu baik-baik ya.
Salam buat semua keluarga dan teman-teman.
Aku cinta kamu Kevin!!
                                                                                                                                                                                                                                                           
With Love
 Reva

0 komentar:

Posting Komentar

 
;